Monday 7 May 2018

Makalah Pediculus humanus capitis

Pediculus humanus capitis

BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Perjuangan manusia melawan gangguan serangga (Arthropoda pengganggu) sudah dimulai semenjak ia tercipta di muka bumi ini. Sebagian serangga menyerang manusia dan hewan ternak baik secara langsung dengan menghisap darahnya, maupun tidak langsung sebagai penular berbagai jenis penyakit atau sebagai pengganggu dengan caranya “nimbrung”/ menempel pada inangnya sehingga menimbulkan gangguan fisikpada inangnya. Beberapa jenis serangga diantaranya yaitu lalat, nyamuk, kutu, pinjal, caplak, tungau dan lain-lain (Kusumawati, 2011).
Kutu termasuk dari ordo phithiraptera, yang ditandai dengan tubuh yang pipih dorsoventral, tidak bersayap dan bagian tubuh terdiri dari kepala, toraks dan abdomen. Ordo Phithiraptera mempunyai empat sub ordo yaitu subordo Amblycera dan subordo ischnocera yang merupakan kelompok kutu penggigit (tidak menghisap darah) dan umumnya ditemui pada hewan. Selain itu subordo Rhynchophthirina dan subordo Anoplura merupakan kutu penggigit sekaligus penghisap darah. Dari keempat subordo itu Anoplura merupakan subordo yang mempunyai peranan yang penting dan berpengaruh bagi kesehatan dengan spesiesnya antara lain Pediculus humanus capitis (kutu kepala), pediculus humanus corporis (kutu badan), phthirus humanus pubis (kutu kemaluan).
1.2  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana proses metamorfosis dari kutu kepala (Pediculus humanus capitis)?
2.      Bagaimana perilaku kutu kepala (Pediculus humanus capitis) sehari-hari di luar kepala hospes?
3.      Apakah kutu kepala (Pediculus humanus capitis) dapat terbang?
1.3  Tujuan
Tujuan dari pengamatan ini adalah untuk mengetahui siklus hidup dari kutu kepala (Pediculus humanus capitis) dan mengetahui perilaku kutu kepala, serta membuktikan kepada kepada masyarakat sekitar rumah saya bahwa pemikiran mereka mengenai Pediculus humanus capitis bisa terbang adalah salah.
1.4  Manfaat
Manfaat yang di dapat dari pengamatan ini adalah mahasiswa/i adalah sebagai sumber informasi mengenai kutu kepala  (Pediculus humanus capitis) dan sebagai tambahan bahan ajar bagi dosen.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian kutu
Kutu adalah ektooparasit yang kecil, tidak bersayap, dari unggas dan mamalia. Serangga ini sering kali dibagi menjadi 2 ordo yang terpisah yaitu Mallophaga (kutu penggigit) dan Anoplura (kutu penghisap) (Borror, 2005).
2.2 Klasifikasi Pediculus humanus capitis
Kingdom      Animalia
Phylum         Arthropoda
Class             Insekta
Ordo             Phthriraptera
Family          Pediculidae
Genus           Pediculus
Species         Pediculus humanus capitis
(Borror, 2005)
2.3  Morfologi Pediculus humanus capitis
Kutu rambut jantan berukuran 2mm, alat kelamin berbentuk seperti huruf “V”. Sedangkan kutu rambut betina berukuran 3mm, alat kelamin berbentuk seperti huruf “V” terbalik. Pada ruas abdomen terakhir mempunyai lubang kelamin di tengah bagian dorsal dan 2 tonjolan genital di bagian lateral yang memegang rambut selama melekatkan telur. Jumlah telur yang diletakkan selama hidupnya diperkirakan 140 butir. Telur :Telur berwarna putih mempunyai oper culum 0,6-0,8 mm disebut “nits”. Telur memiliki perekat yang disebut cement. Bentuknya lonjong dan memiliki perekat, sehingga dapat melekat erat pada rambut. Pada stadium nimfa tumbuh dan bertukar kulit (molting) 3 x dalam wlaktu 3-9 hari menjadi nimfa instar satu, dua, tiga dan berubah menjadi kutu dewasa dengan ukuran maksimal 4,5 mm. Kutu jantan maupun betina menghisap darah inang setiap saat sejak stadium nimfa hingga dewasa (Anonim, 2011).
2.4 Fisiologi Pediculus humanus capitis
1.      Sistem respirasi : Dengan trakea yang memanjang pada kiri dan kanan tubuhnya yang dihubungkan dengan stigma yang terdapat di kiri dan kanan pada tiap-tiap ruas.
2.      Sistem Pencernaan : kutu memiliki saluran pencernaan mulai dari mulut sampai anus.
3.      Sistem Ekskresi : Proses ekskresi dilakukan oleh tubulus Malpighi.
4.      Sistem Peredaran Darah : kutu memiliki sistem peredaran darah terbuka, artinya darah mengalir tidak melalui pembuluh darah (tidak memiliki pembuluh vena dan kapiler). Darahnya (disebut hemolimfa) berfungsi untuk mengangkut zat makanan, dan tidak berfungsi untuk mengangkut oksigen dan karbon dioksida. Darah tidak mengandung hemoglobin (Hb).
5.      Sistem Saraf : system saraf pada kutu merupakan sistem saraf tangga tali, berupa saraf ventral yang terdiri dari ganglion otak yang dilanjutkan kearah belakang melalui bagian ventral tubuh.
2.5 Siklus Hidup Pediculus humanus capitis
Telur                      nimfa               Imago (dewasa)
Kutu bereproduksi secara seksual, dengan fertilisasi internal. Umumnya bersifat diesis (ada jantan dan ada betina). Kutu betina akan menghasilkan telur 6-10 per hari.Telur akan menetas menjadi nimfa dalam waktukurang lebih seminggu sesudah dikeluarkan oleh induk kutu rambut. Sesudah mengalami 3 kali pergantian kulit, nimfa akan berubah menjadi kutu rambut dewasa dalam waktu 7-14 hari. Dalam keadaan cukup makanan kutu rambut dewasa dapat hidup 19 hari lamanya.
Gambar siklus perkembangbiakan kutu rambut manusia (Pediculus humanus capitis) (Brown.H.W, 1983).

2.6 Perilaku (Pediculus humanus capitis)
  1. ·         Hanya hidup di kepala manusia.
  2.       P. humanus capitis hanya terbatas pada daerah kulit atau rambut kepala terutama dibelakang kepala dan dekat telinga.
  3.           Peletakan telur pada pangkal rambut yang sangat dekat dengan kulit kepala.
  4.           Makanannya darah kepala manusia.
  5.       Pergerakannya sangat cepat.
  6.          Telurnya memiliki perekat (cement).
  7.        Hanya mampu hidup pada suhu 24-37 0C.
  8.        Pada tubuh kutu betina di abdomen terahir memiliki lubang kelamin ditengah bagian dorsaldan dua tonjolan genital dibagian lateral yang berfungsi memegang rambut saat proses peletakan telur.
2.7 Peranan (Pediculus humanus capitis)
kutu mengisap darah dan menyebabkan rasa gatal dan infeksi sekunder akibat kotoran, gigitan dan cakaran mereka.

BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan lokasi penelitian
Waktu penelitian adalah mulai tanggal 07 Oktober sampai dengan 18 November 2012.
Lokasi penelitian di Gampong Bakoy.Kec. Ingin Jaya.Kab. Aceh Besar.
3.2 Rancangan Penelitian
a.       Eksplorasi
yaitu mencari kutu kepala (Pediculus humanus capitis) di kepala anak-anak tetangga, serta mencari informasi-informasi tentang kutu kepala dari sumber-sumber yang akurat.
b.      Observasi
pengamatan kutu kepala (Pediculus humanus capitis) dilakukan di rumah.

3.3 Alat dan Bahan
Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1.Toples                      : digunakan sebagai wadah untuk melihat siklus hidup kutu kepala.
2.  Serit                        : digunakan untuk menyisir rambut untuk mendapatkan kutu  kepala.
3.  Kamera                  : digunakan untuk mendokumentasikan gambar-gambar hasil pengamatan.
4.  Perlengkapan tulis     : untuk mencatat hasil pengamatan.


Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini meliputi :
1.      Kutu kepala     : sebagai objek pengamatan (telur kutu, nimfa kutu dan kutu dewasa).
2.      Beberapa helai rambut manusia          :sebagai tempat melekatnya telur kutu.
3.      Darah ikan                                           : sebagai sumber nutrisi yang akan di bandingkan
                                                            dengan darah manusia.
4.      Darah manusia                                    : sebagai sumber nutrisi bagi kutu kepala

BAB I DATA HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1  Data Hasil Pengamatan
4.1.1 Data percobaan pertama
Telur
Waktu menetas setelah
Bertahan hidup
 hari pengambilan
1
5 hari
5 jam
2
4 hari
7 jam
3
6 hari
3 jam
 4.1.2 Data percobaan kedua
Telur
Waktu menetas setelah
Bertahan hidup
 hari pengambilan
1
5 hari
3 jam
2
3 hari
2 jam
3
3 hari
 24 jam

4.2 Pembahasan
Kutu rambut kepala hidup dan berkembang biak pada rambut kepalalebih suka pada rambut yang kotor, lembab, jarang disisir dan dikeramas. Menginfeksi manusia yang tidak menjaga kebersihan rambut kepala.  
       Dari hasil pengamatan saya, kutu kepala (Pediculus humanus capitis) hanya hidup di kepala saja, terutama di bagian kulit dan rambut kepala. Telurnya diletakkan pada pangkal rambut yang sangat dekat dengan kulit kepala. Dalam sehari induk kutu kepala dapat menghasilkan 6 butir telur.
       Dari keenam telur kutu rambut (Pediculus humanus capitis) yang saya amati, keenamnya  menetas dalam waktu kurang dari seminggu, akan tetapi semuanya tidak dapat bertahan sampai dewasa. Hal ini disebabkan karena kekurangan makanan. Kutu rambut (Pediculus humanus capitis) hanya menghisap darah kepala saja, dan tidak mau darah yang lain, karena pada umumnya kutu mempunyai kekhasan inang (host spesificity) yang tinggi dibandingkan dengan ektoparasit yang lainnya.
       Telur Pediculus humanus capitis keluar dari cangkangnya dengan cara mengoyak cangkangnya. Nimfa tersebut bewarna putih agak transparan, kulitnya sangat tipis, setelah keluar dari cangkangnya nimfa Pediculus humanus capitis tidak langsung bergerak secara aktif, nimfa tesebut akan diam beberapa saat untuk mereggangkan otot-ototnya. Kemudian setelah benar-benar kuat nimfa akan mulai bergerak dan mencari makan (menghisap darah). Nimfa tersebut dapat bertahan tanpa makanan paling lama  7 jam setelah menetas.
       Meskipun kutu kepala (Pediculus humanus capitis) memiliki sepasang sayap, namun kutu kepala(Pediculus humanus capitis) tidak dapat terbang, karena sayapnya tidak difungsikan, hal ini berkaitan dengan lingkungan hidupnya yang aktivitas sehari-hari hanya merangkak dan bergelantungan di rambut.
       Suhu optimum bagi kutu kepala adalah 24oC sampai 37oC. Apabila kita keluarkan dari kepala dan kita tempatkan di tempat yang terkena cahaya matahari secara langsung, Pediculus humanus capitis akan berlari kesana kemari, hal itu disebabkan karena kutu kepala tidak tahan berada di tempat yang kering dan panas.Pediculus humanus capitis termasuk ektoparasit yang suka akan tempat lembab dan hangat.
       Kutu rambut kepala dapat bergerak dengan cepat dan mudah berpindah dari satu hospes ke hospes lain. Mudah ditularkan melalui kontak langsung seperti anak-anak yang tidur bersama pada satu ranjangatau dengan perantara barang-barang yang dipakai bersama-sama. Misalnya bergantian sisir rambut, jilbab,topi dan lain-lainnya yang mengandung kutu rambutPediculus humanus capitis sangat banyak ditemukanpada anak sekolah terutama gadis-gadis yang kurang menjaga kebersihan rambut kepala.
       Tindakan monitoring terhadap kutu kepala dapat dilakukan terutama apabila terjadi kegatalan kulit kepala dan ditemui keberadaan telur kutu pada rambut. Untuk itu dapat digunakan sisir khusus yang memiliki jari-jari yang rapat (serit). Penggunaan serit efektif menghilangkan nimfa dan kutu dewasa namun tidak dengan telurnya, sehingga pemakaian serit harus dilakukan berulang dan bersamaan dengan itu hindari kontak dengan orang atau barang yang dapat menjadi sumber penularan. Secara sederhana penggunaan sabun untuk pencuci rambut dan air hangat secara teratur dapat menurunkan populasi nimfa dan kutu dewasa.

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Pediculus humanus capitis lebih suka pada rambut yang kotor, lembab, jarang disisir dan dikeramas.(Menginfeksi manusia yang tidak menjaga kebersihan rambut kepala).
2. Pediculus humanus capitis hanya menghisap darah manusia di bagian kepala saja.
3. Pediculus humanus capitis sering ditemukan di bagian kulit kepala dan di bagian belakang kepala dan di dekat telinga.
4. Telur Pediculus humanus capitis dapat menetas dalam waktu kurang lebih seminggu setelah diletakkan.
5. Setelah menetas nimfa Pediculus humanus capitis hanya dapat bertahan paling lama 7 jam tanpa makanan. Sedangkan yang dewasanya dapat bertahan hingga 2 hari diluar kepala manusia tanpa makanan.
6. Pediculus humanus capitis  mudah ditularkan melalui kontak langsung dengan inangnya atau dengan perantara barang-barang yang dipakai bersama-sama. Misalnya bergantian sisir, jilbab, topi dan lain-lainnyayang mengandung kutu rambut.

5.2 Saran
     Saran penulis bagi para pembaca , sebelum melakukan penelitian harus lebih banyak membaca referensi-referensi mengenai kutu rambut (Pediculus humanus capitis) untuk memudahkan anda dalam melakukan penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2004. Teori Parasitologi. Semarang: Akademi Analisis Kesehatan. Universitas
Muhamadiyah Semarang.
Brown, H. W, 1983. Dasar Parasitologi Klinik. Jakarta: PT. Gramedia
Ganda Husada, S, 1992. Parasitologi Kedokteran. Jakarata: Fakultas Kedokteran.
Garcia & Bruener, 1986. Diagnosa Parasitologi Kedokteran. Cetakan 1. Jakarta: EGC.
Prabu, B.D.R, 1990. Penyakit-penyakit Infeksi Umum. Edisi I. Jakarta: Widya Medica.
Soedarto, 1983. Ontemologi Kedokteran. Surabaya: Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Airlangga.

Makalah Pediculus humanus capitis

Pediculus humanus capitis BAB I  PENDAHULUAN 1.1    Latar Belakang Perjuangan manusia melawan gangguan  serangga  (Art h ropoda pen...